Israel Ngamuk Gempur Gaza, Tewaskan 34 Warga Palestina (Update Reuters & CNBC)
![]() |
Tentara israel sedang memantau (foto:wikipedia commons) |
TVsembilan.com - Israel kembali menjadi sorotan dunia setelah melancarkan serangan intensif ke Kota Gaza. Berdasarkan laporan CNBC Indonesia yang mengutip Reuters, serangan terbaru ini menewaskan setidaknya 34 warga Palestina. Situasi semakin panas karena konflik ini berlangsung di tengah isu politik internasional yang kian rumit, termasuk pengakuan negara Palestina oleh PBB yang disebut-sebut membuat Israel semakin marah.
Kota Gaza, yang sudah porak-poranda sejak perang berkepanjangan, kembali jadi medan pertempuran sengit. Serangan udara dan darat menargetkan berbagai titik, dari bangunan tinggi hingga terowongan bawah tanah. Akibatnya, ribuan orang terpaksa mengungsi sementara ratusan ribu lainnya masih bertahan di tengah gempuran.
Berita ini bukan sekadar angka korban jiwa. Lebih jauh, ia memperlihatkan potret nyata penderitaan warga sipil, kontroversi hukum internasional, serta dinamika geopolitik yang makin memanas.
Serangan Israel Tewaskan 34 Warga Palestina
Menurut laporan CNBC Indonesia (20/9/2025), serangan terbaru Israel ke Gaza menewaskan 34 warga Palestina. Angka ini disampaikan langsung oleh otoritas kesehatan setempat. Reuters juga mengonfirmasi data tersebut dalam laporannya, menyebut bahwa korban tewas terdiri dari warga sipil yang terjebak di dalam kota.
Target Serangan: Gedung Tinggi & Terowongan Hamas
Reuters melaporkan bahwa militer Israel fokus menyerang Gaza City, terutama bagian timur, lalu bergerak ke tengah dan barat kota. Serangan diarahkan pada gedung-gedung tinggi yang menurut Israel digunakan Hamas untuk menyimpan senjata dan mengatur komunikasi. Selain itu, terowongan bawah tanah yang disebut-sebut menjadi jalur operasi Hamas juga menjadi sasaran utama (Reuters, 20/9/2025).
Ratusan Ribu Warga Bertahan di Gaza City
Data Reuters menyebutkan, sejak awal September 2025, sekitar 350.000 warga Palestina sudah mengungsi dari Gaza City. Namun, masih ada 600.000 orang yang memilih bertahan, meski kondisi semakin berbahaya. Banyak dari mereka takut evakuasi justru membuka risiko baru karena jalur yang tidak aman, minim transportasi, hingga fasilitas pengungsian yang tidak layak (Reuters, 19/9/2025).
Eskalasi Konflik: Israel Marah Palestina Diakui PBB
Konflik kali ini juga disebut tidak bisa dilepaskan dari isu politik global. Narasi yang berkembang menyebut bahwa Israel semakin murka setelah PBB secara resmi mengakui Palestina sebagai negara anggota penuh. Langkah ini dipandang sebagai legitimasi besar bagi Palestina di mata dunia. Tidak heran jika kemudian serangan Israel ke Gaza makin intens, seolah menjadi “jawaban” atas keputusan internasional tersebut.
Korban Jiwa Menembus Puluhan Ribu
Sejak perang Israel–Hamas pecah pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa di pihak Palestina sudah melampaui 65.000 orang, menurut catatan otoritas kesehatan Gaza yang dikutip Reuters (20/9/2025). Jumlah ini termasuk ribuan perempuan dan anak-anak, menjadikan konflik ini sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terbesar di abad modern.
Koridor Evakuasi Penuh Kontroversi
Israel membuka beberapa koridor evakuasi agar warga sipil bisa meninggalkan Gaza City. Namun Reuters mencatat, banyak warga tidak percaya bahwa jalur itu benar-benar aman. Bahkan, ada laporan bahwa beberapa rute justru menjadi target serangan atau rawan ancaman, sehingga sebagian besar memilih tetap tinggal meski dalam kondisi penuh risiko (Reuters, 19/9/2025).
Kekhawatiran Pelanggaran Hukum Internasional
Serangan ke fasilitas publik, penghancuran gedung tinggi, serta pengungsian massal memunculkan tuduhan terhadap Israel soal pelanggaran hukum humaniter internasional. Beberapa pakar bahkan menyebut potensi adanya praktik pemindahan paksa atau “ethnic cleansing”, sebuah isu yang sangat sensitif di mata dunia (Reuters, 20/9/2025).
Krisis Kemanusiaan Semakin Parah
Selain korban jiwa, krisis kemanusiaan di Gaza semakin sulit diatasi. Reuters melaporkan bahwa ribuan bangunan rusak atau hancur, akses terhadap air bersih, makanan, dan layanan kesehatan semakin terbatas. Kondisi ini membuat organisasi internasional mendesak gencatan senjata dan akses kemanusiaan yang lebih luas.
Respons Dunia Internasional
Keputusan PBB mengakui Palestina sebagai negara anggota penuh menjadi salah satu momen diplomatik bersejarah. Namun, serangan Israel yang makin masif justru memperlihatkan bagaimana dinamika politik global bisa berdampak langsung pada penderitaan warga sipil. Beberapa negara mengecam keras serangan Israel, sementara yang lain masih menahan diri, menunggu perkembangan diplomasi lebih lanjut.
Penutup
Kabar tentang 34 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza hanyalah potongan kecil dari tragedi besar yang terus berlangsung. Konflik ini bukan lagi sekadar perseteruan dua pihak, melainkan krisis kemanusiaan global yang menuntut perhatian serius.
Selama politik internasional masih tarik-menarik, warga sipil lah yang selalu menjadi korban utama. Gaza kini tidak hanya menyimpan puing-puing bangunan, tetapi juga luka panjang yang belum tentu bisa sembuh dalam waktu dekat.
Sumber:CNBC indonesia,Reuters