HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar
Banner Ad Space

Pidato Prabowo di PBB: Sorotan Dunia,Pro-Kontra palestina israel dan ujian diplomasi indonesia

Presiden ri prabowo subianto pidato yang menjadikan ujian diplomasi bagi indonesia
Prabowo Subianto, President of the Republic of Indonesia, addresses the general debate of the General Assembly’s eightieth session.(Foto:media.un.org)

TVsembilan.com - Pidato Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang konflik Palestina–Israel langsung menjadi sorotan media internasional. Middle East Monitor (23/9/2025) menulis bahwa kehadiran Prabowo membawa isu pengakuan Palestina ke panggung global. Sementara itu, media lain seperti Reuters menyoroti keberanian Indonesia membuka kemungkinan pengakuan Israel dengan syarat: Israel lebih dulu mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Langkah ini membuat Indonesia tampil bukan sekadar penonton, tetapi aktor penting di tengah diplomasi global.

Isi Pidato yang Jadi Perhatian

Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara. Ia menyebut, hanya dengan jalan ini perdamaian adil dan berkelanjutan bisa tercapai. Menurut catatan indonesia.go.id, Prabowo juga menyebut pengakuan Palestina adalah tanggung jawab bersama dunia untuk menjaga kredibilitas PBB. Lebih jauh, Prabowo menyatakan Indonesia siap mengirim pasukan penjaga perdamaian bila diperlukan, sebuah janji yang diliput middleeastmonitor.com sebagai langkah serius, meski penuh risiko. Selain itu, Prabowo juga memberi apresiasi kepada negara-negara Barat seperti Prancis, Inggris, dan Kanada yang telah mengakui Palestina.

Sorotan Media Internasional

Media internasional melihat pidato ini dengan nada campuran. Middle East Monitor menyebut langkah Prabowo "berani, tetapi penuh tantangan". Reuters menggarisbawahi bahwa posisi Indonesia kini berpotensi menjadi aktor penyeimbang di Timur Tengah, khususnya karena jarang ada negara Asia Tenggara yang punya peran besar di isu Palestina–Israel. Sorotan ini membuat pidato Prabowo tak sekadar berita domestik, tapi juga menjadi bahan analisis geopolitik dunia.

Perspektif Pendukung Palestina

Dari sisi pendukung Palestina, pidato Prabowo mendapat sambutan positif. Mereka melihat konsistensi Indonesia yang sejak lama berdiri di pihak Palestina. Namun, kritik juga muncul. Sebagian pihak menilai bahwa solusi dua negara sudah terlalu sering gagal karena Israel terus memperluas wilayah pendudukannya. Bagi kelompok ini, Palestina butuh aksi nyata, seperti sanksi internasional atau tekanan diplomatik yang lebih keras, bukan sekadar retorika di forum dunia.

Perspektif Pendukung Israel

Sementara itu, kalangan pro-Israel justru menaruh curiga. Bagi mereka, meski Prabowo menyebut kemungkinan pengakuan Israel, langkah itu tetap dilihat sebagai tekanan diplomatik. Mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Gaza juga dianggap tidak realistis, karena bisa dipersepsikan tidak netral. Kritik mereka: pidato ini menunjukkan Indonesia masih lebih condong ke Palestina, bukan mediator murni.

Perspektif Netral dan Pengamat Global

Dari kacamata netral, analis global melihat pidato Prabowo sebagai upaya repositioning Indonesia di panggung dunia. Selama ini, Indonesia konsisten membela Palestina, tetapi jarang menawarkan opsi fleksibel. Dengan membuka pintu pengakuan Israel bersyarat, Prabowo mencoba tampil sebagai jembatan dialog. Namun, analis juga mengingatkan risiko besar: bagaimana Indonesia menjaga hubungan baik dengan Barat, Timur Tengah, dan dunia Islam sekaligus. Setkab.go.id mencatat bahwa kredibilitas PBB juga dipertaruhkan jika tidak mampu menindaklanjuti seruan ini.

Tantangan Nyata di Lapangan

Di luar pidato, tantangan nyata masih menumpuk. Peacekeeping di Gaza hampir mustahil dilakukan tanpa kesepakatan semua pihak, termasuk Israel dan Hamas. Sementara itu, solusi dua negara sudah berulang kali mandek, bahkan PBB sendiri sering dianggap tidak efektif. Bagi Indonesia, tantangan terbesarnya adalah menjaga agar retorika diplomasi ini tidak berhenti sebagai slogan, melainkan benar-benar memberi dampak nyata di lapangan.

Naratif Politik Global

Dalam narasi global, langkah Prabowo menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara seperti Turki, Qatar, dan Mesir yang selama ini aktif di isu Palestina. Bedanya, Indonesia membawa perspektif Asia Tenggara yang lebih moderat. Media internasional menilai, langkah ini bisa membuka peluang diplomasi baru, tetapi juga memunculkan debat politik di dalam negeri dan kawasan. Apakah Indonesia siap menanggung konsekuensinya?

Suara Indonesia Didengar, Tapi Diuji

Pidato Prabowo di PBB jelas menunjukkan bahwa suara Indonesia didengar di panggung internasional. Namun, dunia kini menunggu lebih dari sekadar kata-kata. Tantangan ke depan adalah bagaimana Indonesia mampu mengubah momentum ini menjadi strategi nyata, baik dalam diplomasi global maupun dukungan langsung terhadap rakyat Palestina. Dengan kata lain, pidato Prabowo adalah awal yang kuat—tapi masa depan perdamaian masih akan diuji oleh langkah-langkah berikutnya.

Posting Komentar